Kamis, 16 Oktober 2008

TRACE & MAILING SERVICES

Trace & Mailing Services

Di banyak negara di muka bumi ini masih banyak terjadi konflik atau pertikaian senjata sehingga penderitaan yang ditimbulkan bukan hanya penderitaan fisik pada saat perang pecah namun juga penderitaan batin. Banyak diantara mereka yang menderita tekanan batin/mental akibat perpisahan dan ketidak pastian nasib anggota kelurga dan orang-orang yang dikasihi dengan cara mencari kabar tentang anggota keluarga yang hilang tersebut.
Dalam hal demikian Palang Merah hadir untuk membantu meringankan beban penderitaan mereka dengan pelayanan pencarian keluarga yang hilang dan penyampaian berita keluarga yang dikelola secara unik.

TUGAS INI DIJABARKAN DALAM BENTUK:
 Mendata, memproses dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi orang-orang yang perlu dibantu.
 Menyampaikan berita antara naggota keluarga yang terpisah bila sarana komunikasi normal terganggu atau tidak ada hubungan Diplomatik antar negara yang bersangkutan.
 Mencari anggota keluarga yang hilang.
 Mempersatukan kembali anggota keluarga yang terpisah.
 Transfer dan repatiriasi serta berusaha surat-surat resmi yang mungkin berguna untuk memperoleh pensiun atau biaya pengobatan dan lain-lain.
Untuk menjaga netralisasi dalam menjalankan tugas, ada etiket yang dipegang teguh oleh TMS. Bila usaha pencarian berhasil, pemberitahuan keberhasilan ini harus seizin orang yang dicari.
Kegiatan semacam ini sebenarnya telah dilaksanakan oleh PMI sejak masa Revolusi Kemerdekaan dimana PMI bekerjasama dengan Palang Merah Belanda melakukan Repatiriasi untuk Heiho, Romusha, Ho Kian ke Belanda, Jepang atau Tiongkok. Dengan adanya konflik bersenjata di Wilayah Timor Timur tahun 1976 dan pada pertengahan 1976 membanjirnya arus Pengungsi Vietnam di P. Galang dengan yang sudah bermukim di negara ketiga, maka suatu Proyek khusus TMS sebagai salah satu unit kerja di Markas Besar PMI mulai diaktifkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Diharapkan prospek pengembangan tugas TMS juga bisa mencakup untuk pelayanan lain, misalnya yang diakibatkan karena peristiwa bencana alam.
Dari Cina hingga ke Lebak
Masalah TMS untuk Timor Timur ditangani mulai tahun 1981 dan hingga tahun 1994 diterima 651 kasus pencarian dan disampaikan 15.265 berita keluarga, Family Reunion ke Australia sebanyak 174 orang, ke Portugal 354 orang, ke Cabo Verde 76 orang, serta repatriasi mantan pegawai negeri Portugal di Timor Timur ke Portugal sebanyak 778 orang.
Untuk masalah pengungsi Vietnam, TMS berperan dalam penyampaian berita bagi pengungsi Vietnam di P. Galang dengan mereka yang yang sudah dimukimkan di negara ketiga seperti Amerika Serikat, Australia, Canada atau yang berada di Camp penampungan negara lainnya. Kegiatan yang dimulai tahun 1979 dengan perwakilannya di Tanjung Pinangdan P. Galang telah melakukan permintaan pencarian 22.910 kasus dan berhasil ditemukan 7.953 orang hingga tahun 1994. Diamping itu disampaikan surat-surat sebanyak 1.489.170 buah dan berita keluarga 550 lembar. Hingga awal tahun 1995 masih juga diterima permohonan pencarian 31 orang yang berhasil diketemukan 21 orang dan penyampaian berita keluarga 27 lembar.
Selama proses penanganan untuk pengungsi Vietnam dan Timor, TMS juga telah berhasil melakukan "family reunion" / mempertemukan keluarga yang terpisah selama puluhan tahun akibat perang dunia II yang lalu. Hal ini dialami oleh :
1. Ma Ijah di Tasikmalaya dengan Aneng yang tinggal di RRC selama 40 tahun berpisah pada tahun 1987. Ini dilakukan karena antara Indonesia dangan RRC saat itu belum ada hubungan diplomatik, sehingga PMI mengambil perannya sebagai penghubung netral.
2. Selanjutnya kisah Markinson Nasa alias Markinsam yang meninggalkan Indonesia pada tahun 1937 saat perang menuju ke Amerika mencari nafkah, dianggap oleh keluarganya yang tinggal di Maja, suatu daerah pedalaman di Lebak-Rangkasbitung Jawa Barat, sudah meninggal.

Hanya dengan informasi dari putra Markinson yang menyampaikan kerinduan akan ayahnya tentang Indonesia kepada seorang teman dari Indonesia, maka PMI mulai melacak kisah ini. Akhirnya kakak perempuan Markinson, Umi 85 tahun yang sudah pikun dan rabun dengan tangis haru berhasil merangkul dan merengkuh adik yang dianggap meninggal/hilang dalam pertemuan antara keduanyadan anggota keluarga yang lain terjadi di depan rumah mereka di Desa Lebak pada awal tahun 1990 tahun yang lalu.
Kisah-kisah tersebut di atas adalah segelintir dari puluhan kisah lainnya tentang pelayanan TMS unutk masyarakat sipil. Semua kegiatan hingga tahun 1993 didukung pendanaannya oleh ICRC.

Tidak ada komentar: